Doa dan ucapan selamat jalan diucapkan oleh mulut dan tangan yang kami jabat. Tak seorangpun mengucapkan terimakasih. Dan memang kami tidak menuntut, tidak membutuhkan. Sayang, kami belum mampu berbuat lebih dari ini.

Seluruh kedudukan yang enak diambil orang-orang tua. Mereka hanya pandai korupsi... angkatan tua itu sungguh bobrok. Hanya angkatan tua yahg korup dan mengajak korup! Angkatan muda membuat revolusi melahirkan sejarah.

Di sana, di kampung nelayan tetesan deras keringat membuat orang tak sempat membuat kehormatan, bahkan tak sempat mendapatkan nasi dalam hidupnya terkecuali jagung tumbuk yang kuning. Betapa mahalnya kehormatan dan nasi.

Bagi orang atasan ingat-ingatlah itu Mas Nganten, tambah tinggi tempatnya tambah sakit jatuhnya. Orang rendahan ini boleh jatuh seribu kali, tapi ia selalu berdiri lagi. Dia ditakdirkan untuk sekian kali berdiri setiap hari.

Jiwa semuda itu jangan dilukai dengan penderitaan tak perlu, sekalipun cacat ayahnya sendiri. Dia hendaknya tetap mencintai aku dan memandang aku sebagai ayahnya yang mencintainya, tanpa melalui suara dan pandang orang lain.

Bukan ucapannya yang terakhir yang menjadi nilai dari seluruh dirinu. Laku durjana pada semua temannya adalah dosa yang tidak terampuni. Selama ada senjata pada kita seperti ini, kita adalah satria, sekalipun tidak karena kasta.

Pergilah kau kepada Bapa Tantripala di Desa Kapundungan. Belajarlah kau baik-baik di sana. Kau seorang tani. Itu kau jangan lupa. Biar kau sudah dibenarkan Bapa Tantripala untuk meninggalkan rumahnya, kau harus ingat: kau seorang tani.

Bakal jadi apa kau ini kalau aku tidak sanggup bersikap keras? Terhadap siapa saja. Dalam hal ini biar cuma aku yang jadi kurban, sudah kurelakan jadi budak belian. Kaulah yang terlalu lemah, Ann, berbelas kasihan tidak pada tempatnya.

Saya sendiri tidak mengerti yang sebenarnya tentang peraturan adat secara lengkap, Ngama. Tapi kenyataannya Ngama Hinolong dan Katcodin sendiri juga ada gambarnya. Malah bicara Indonesia baik. Mengapa kita tak bisa? Adat untuk kita semua.

Ngama Adat, heee, Polli sama Mantir ingin tolong," ujar Mana Sambur."Ha? Apa tidak tahu adat?" Bentak si Kakek. "Tidak lihat yako sedang apa? Pamali Keha yang memberi keselamatan. Opulastala yang menentukan segala. Jangan agungkan manusia.

Kau pukul dia sampai hampir mati. Kau hajar dia seperti babi. Apa kesalahannya? Kan dia istrimu sendiri? Kau harus kasihan padanya. Kalau kurang ajar peringatkan dengan baik. Kalau nasihatmu sudah berulang kali tak diindahkan apa boleh buat.

Walau orang gunung kami tahu menghormat, tahu bagaimana sebaiknya menerima tamu. Ia akan mengambil celana untuk menghormati kami. (Orang-orang gunung ito bodo, tapi kase hormat. Yako punya hati ingin hormat) - Bambu, Seorang Alfuru Di Wai Loa

Perempuan ini memang berpikiran cepat dan tajam, langsung dapat mengetahui apa yang hidup di dalam dada. Barangkali di situ letak kekuatannya yang mencekam orang dalam genggamannya, dan mampu pula mensihir orang dari kejauhan. Apalagi dari dekat.

Pendapat umum perlu dan harus diindahkan, dihormati, kalau benar. Kalau salah, mengapa dihormati dan diindahkan? Seorang terpelajar harus juga belajar berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan. Itulah memang arti terpelajar itu.

Seluruh kedudukan enak diambil orang-orang tua. Mereka hanya pandai korupsi. Rencana-rencanaku kandas di laci-laci. Angkatan tua itu sungguh bobrok! Setiap republiken mestinya republikein sejati. Satu kesalahan bisa membuat dia jadi khianat tanpa maunya sendiri.